Minggu, 08 April 2012


TUGAS BAHASA INDONESIA
ANALISIS NOVEL
sang pencerah gambar.jpg
oleh
MELISA TRIS SUKMA
XI.IPA 3


SMA N 3 SOLOK SELATAN

GURU PEMBIMBING : DEWI SURYANI, S.Pd

SMA N 3 SOLOK SELATAN

2011/2012



BAB I
PENDAHULUAN

A.     PENGERTIAN NOVEL
Kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang secara harfiah berarti „sebuah barang baru yang kecil‟, dan kemudian diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk prosa‟. (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2005: 9). Dalam bahasa Latin kata novel berasal novellus yang diturunkan pula dari kata noveis yang berarti baru. Dikatakan baru karena dibandingkan dengan jenis-jenis lain.
1.      Menurut Drs, Jacob Sumardjo
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.
2.      Menurut Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd.
Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan.
3.      Menurut Drs. Rostamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd.
Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra.
4.      Menurut Paulus Tukam, S.Pd
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik.
B.     UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM NOVEL
1.      Unsur intrinsik
Yaitu unsur y ang membangun karya sastra dari dalam, diantaranya :
a.       Tema
Tema adalah pokok permasalahan yang ada dalam sebuah cerita.
b.      Penokohan
Penokohan adalah pemberian watak atau karakter pada masing-masing pelaku dalam sebuah cerita. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
c.       Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita.Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.
d.      Sudut pandang
Menurut Harry Show (1972 : 293), sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
a)      Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
b)      Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
c)      Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
e.       Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah alat utama pengarang untuk melukiskan, menggambarkan, dan menghidupkan cerita secara estetika.
Macam-macam gaya  bahasa:
a)      personifikasi: gaya bahasa ini mendeskripsikan benda-benda mati dengan cara memberikan sifat -sifat seperti manusia.
b)      simile (perumpamaan): gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan penibaratan.
c)      hiperbola: gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan cara berlebihan dengan maksud memberikan efek berlebihan.
f.        Latar atau setting
Latar atau setting adalah penggambaran terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita meliputi tempat, waktu, sosial budaya, dan keadaan lingkungan.
g.       Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam cerita.
2.      Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik Adalah unsur yang tidak secara langsung melekat dan membangun karya sastra.
Unsur ekstrinsik antara lain:
a.       Latar belakang kehidupan pengarang.
b.      Kondisi zaman saat karya sastra itu diciptakan
Latar Belakang Kehidupan Pengarang
Meliputi:
1)      Tingkat pendidikan
2)      Profesi /pekerjaan
3)      Status sosial ekonomi
4)      Pandangan politik
5)      Kepercayaan/agama/faham yang dianut pengarang dan lain-lain
6)      Keadaan Zaman pada Saat Karya Sastra Diciptakan Merujuk pada situasi politik dan tingkat peradaban masyarakat saat karya sastra itu diciptakan













BAB II
ANALISIS NOVEL

Sinopsis novel “SANG PENCERAH”
Sepulang dari Mekah, Darwis muda (Muhammad Ihsan Tarore) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau.
Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah. Dalam khotbah pertamanya sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung Kauman, Yogyakarta. "Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip, apalagi sesajen," katanya. Walhasil, Dahlan dimusuhi.
Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji, bahkan sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat.
Dahlan, yang piawai bermain biola, dianggap kontroversial. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Ganesha), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adhiswara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
A.     ANALISIS UNSUR INTRISIK
1.      Tema
Tema dalam novel Sang Pencerah ini adalah  Perjuangan menegakkan kebenaran dan mendirikan kehidupan yang lebih baik.
2.      Penokohan
No
Nama
Watak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31


Kholil kamaludiningrat
Maisaroh
Sri sultan Hamengkubuwono I
Haji Wiryokusumo
K.H. Ahmad Dahlan
Sri Sultan Hamengkubuwono VIINyai Abdullah (ibu darwais)r
Pono (sahabat aku)
Sakri (sahabat aku)
Sukar (sahabat aku)
Siti Walidah (sahabat aku )
Kangmas Fhadil (sahabat aku)
Parjan (anak ngadisuryam
Mas Noor
 Mas Muhsia
Mas shaleh
Kiai Abdul Hamid Lempuyang
Wangi
Syah rasyid Riidha
K.H. Muhammad faldhil
DR.Wahidin Sudiro husodo
Nyai Fadhil (ibu walidah)
Kiai Sholeh Darat
Maulana Malik Ibrahim
Budi Utomo
K.H Abu Bakar
Siti Aminah
K.H Fahruddin
Kiai Noor
Kiai Fahal
Syaikh Abdul Kahar

Pemimpin pengajian yang arif dan bijaksana
Murid yang acuh tak acuh,membaca Alqur·an
Susunan pertama kesultanan Islam
Perancang bangunan Masjid Ghede
Baik,tegas,pintar,tidak mudah menyerah menghadapimasalah,mudah bergaul dengan siapa saja dan tidak mudah mengafirkan orang lain
Bapak iman dan khatib Mesjid Ghede,
pemimpin yang baik danbijaksana.
Sahabat yang penyayang,rendah hati,tidak mudah putus asa.
Suka bergurau dan pandai menghibur.
Anak yang pendiam,cantik, dan lemah lembut.
Taat,tawadhu, suka membantu.
13  - 16 Kakak ipar aku sekaligus, sebagai Guru ilmu Agama.Lemah lembut, dermawan, dan penyang.
Pedagang batik yang tegas dalam segala hal.
Rendah hati dan penurut.
Karismatik, penulis, dan berwibawa
Teguh pendirian dan tidak mudah putus asa
Bertanggung-jawab dan tidak mengejar kepentingan dunia
Wawasan tinggi atau luas, suka membantu dan rendah hati
Penyayang anak-anak.
Kreatif dan di kenal sebagai penulis yang produktif 
Cerdas dalam berorganisasi dan memiliki wawasan luas
Berpengetahuan tinggi tentang agama, berwibawa dan rendah hati
Penyayang,dan memperhatikan masa depan anak-anaknya.
Peduli terhadap sesama muslim, banyak memberikan usulan/dalam setiap kegiatan, ramah dan suka bertanya
Keras dalam mengambil keputusan,tegas dalam mengambilkeputusan dan tegas menghadapi masalah serta tidak mudah putus asa


3.      Alur
Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju mundur. Alasannya adalah novel ini menceritakan kembali peristiwa-peristiwa atau kejadian tokohnya kemudian kembali keceritaawal untuk melanjutkan kembali cerita tersebut.
Keterangan :
a)      Peristiwa 1 : alur maju mundur
b)      Peristiwa 2 : alur maju
c)      Peristiwa 3 : alur maju
d)      Peristiwa 4 : alur maju mundur
e)      Peristiwa 5 : alur maju mundur
f)        Peristiwa 6,7,9,10,11,16.18 : alur maju
g)      Peristiwa 8,12,13,14,15,17 : maju mundur
4.      Latar / setting
Setting waktu dalam novel ini adalah pada abad ke-20 an, dan Setting tempatnya di Kauma Ngayogkarta, mesjid Gedhe dan Langgar Kidul, Keraton, pedesaan, pesantren, zaman penjajahan Belanda.
5.      Gaya bahasa
Dalam novel ini bahasa yng dipakai adalah bahasa daerah dan bahasa sehari - hari
6.      Amanat
Amanat  yang terkandung didalam novel ini yaitu memberikan pencerahan jiwa, hati, dan pikiran dalam melihat perkembangan islam diIndonesia sampai sekarang ini.
7.      Sudut pandang
Sudut pandang novel ini adalah “aku” atau sudut pandang orang pertama tunggal tokoh utama.

B.     ANALISIS UNSUR AKSTRINSIK
Latar belakang penulis
Sang pencerah adalah novel kedua yang ditulis Akmal Nasery Basral berdasarkan scenario film novel Nagabonar Bonar Jadi 2 (2007). Berbeda dengan kebiasaan novelisasi scenario para penulis lainyang umunya hanya sekedar memindahmediakan  format  scenario ke dalam brntuk novel, akmal melakukan pendlaman materi scenario dengan memperkaya bahan penulisan, serta mengubah sudut pandang penceritaan dari mata sang tokah proyogonis (“aku”), sehingga hasilnya adalah sebuh novel yang melengkapi kisah film, bukan mengulangi apa yang sudah dilihat penontin.
Karya – karya fiksi lain dari penulis berusia 42 tahun ini adalah imperia (2005) yang merupakan novel pertamanya, serta antologi cerpen ada seorang dikepalaku yang bukan aku (2006) yang termasuk dalam loklist katulistiwa di terari awal 2007. Cerpen “Legenda Bandar Angin ” pada kumpulan cerpen yang berkisah tentang kehidupan anak seorang mantan tahanan politik di pulau baru, Maluku, itu ditabalkan sebagaikan cerpen terbaik harian pikiran rakyat (Jawa Barat ) sepanjang tahun 2006.
Merintis karir di dunia jurnalistik sejak 1994,dan pernh berkerja sebagai wartawan di tiga majalahberita mingguan (Gatra, Gamma, Tempo ); serta pendiri dan pemimpin redaksi  pertama majalah music trax (saat berdiri bernama MTV Trax, 2002), Akmal memutuskan untuk meninggalkan dunia jurnalistik pada awal 2010 dan berkhidmat sepenuhnya pada duni penulisan non-jurnalistik di bidang kesusastraan dan film.
Di bidang kesusastraan, Akmal menyukai gaya bercerita Jonathan Safran Foer dan Haruki Murakami ini sedang menyelesaikan naskah novelnya, Las Palabras de Amor, yang merupakan alegori Indonesia periode 1980-an sampai 2000-an. Las Palabras de Amor yang dimulai penulisnnya tahun 2006 walnya diperkirakan bias terbit pada tahun 2007. Namun dalam perkembangannya mengalami banyak kendala tersebab pekerjaan rutin sebelumnya, sehingga di proyeksikan baru bias terbit pada akhir tahun 2010.
Di bidang perfilman, saat ini Akmal merupkan penyedia cerita (Scrip Supervisor ) program FTV 20 Wajah Indonesia, program khusus chanel SCTV yang dikerjakan rumah produksin Citra Sinema pimpinan Dedi Mizwar. Pada program yang ditayangkan setiap selasa pukul 22.00 WIB muli satu juni-oktober 2010 itu, alumnus FISIP UI ini juga menulis sebuah scenario tentng kisah anak – anak Papua yang gandrung bermain sepak bola.
Di tengh – tengah kesibukan FTV itu, Akmal juga penikmat seri documenter Don’t Tell My Mother yang dipandu Diego Bunoel (Canal + ) ini juga sedang menggodok film documenter yang akan di sutradarainya sendiri, di bantu oleh Yayasan Mizan/ Mizan Productions.
Diantara dua kutub dunia sastra, dan film itu yang ditekuninya itu, ayah tiga putrid Jihan Maghfira (11 tahun), Aurora Elena (8 tahun), dan Mariam Aylatira (3 tahun) ini masih bersentuhan dengan dunia music cukup intens lewat keterlibatannya dalam memoles sebuah band pop secara rutin. Jika tidak aral melintang, sebuah bukunya tentang profil dan perjalanan dua orkestra terkemuka di tanah air.





BAB III
KESIMPULAN

Novel ini begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Seperti keteguhan Ahmad Dahlan yang ingin memperjuangkan syariat islam. Novel ini juga mengajarkan kita untuk sabar menghadapi segala aral melintang, juga mengajak kita agar tidak menyia – nyiakan ilmu yang telah kita pelajri selama ini. Amanat yang terkandung didalam  novel ini yaitu memberikan pencerahan jiwa, hati, dan pikiran dalam melihat perkembangan islam diIndonesia sampai sekarang ini.
Dari analisis ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa  novel ini memakai baahasa daerah dan bahasa sehari – hari. Novel ini juga mengajak kita agar ilmu pengetahuan yang kita dapatkan harus diamalkan sesuai dengan ajaran islam. Dan novel Sang Pencerah ini merupakan novel kedua yang ditulis oleh Akmal Nasery Basral.











DAFTAR PUSTAKA

Basral, Akmal Nasery. 2010.Sang Pencerah.Jakarta:PT mizan publika

2 komentar: